Shalat di atas Kendaraan

Anda tentunya pernah berpergian. Baik berpergian antar kota, propinsi, antar pulau atau bahkan antar negara. Apakah Anda tahu sebuah sunnah yang mulia yang ditinggalkan kaum muslimin? Ya, sunnah itu adalah sholat di atas kendaraan. Ini bukanlah karangan saya, bahwa kalau kita lihat sekarang saja di kereta api, bus, atau kendaraan umum lainnya. Orang-orang dari kaum muslimin jarang melakukan ibadah ini. Sebagai contohnya adalah ketika seseorang berpergian jauh, misalnya dari Malang ke Jakarta. Paling tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam. Sehari semalam paling lambat. Atau kalau menurut pengalaman saya sampai 12 jam kurang lebih. Banyak di antara mereka tidak sholat.

Fenomena ini terjadi di kalangan kaum muslimin sendiri yang harusnya menjadikan sholat 5 waktu sebagai sebuah kewajiban. Nyatanya mereka melalaikan kewajiban ini. Boleh jadi saya harus khusnuzhon, bahwa mungkin mereka sholat tapi saya tidak tahu. Boleh jadi mereka nantinya akan sholat ketika tiba di tempat. Namun sebagaimana yang saya fahami terhadap permasalahan ini, sholat yang sampai meninggalkan 3x waktu sholat apa bisa boleh? Padahal apabila sudah masuk waktu sholat kita wajib sholat, bahkan walaupun musafir tetap sholat itu adalah kewajiban.

Dari pengalaman saya ketika naik kereta Mutiara Selatan jurusan Bandung-Surabaya, saya berangkat sore ba’dha Ashar. Setelah melakukan sholat qashar saya berangkat. Kemudian saya duduk bersama para penumpang lainnya. Setelah satu atau dua jam perjalanan jam sudah menunjukkan pukul 18:00 wib, waktunya sholat maghrib. Dan di dalam kereta saya tak mendapati seorang pun sholat. Bisa jadi para penumpang itu melakukan qashar. Kebetulan kereta Mutiara Selatan yang saya naiki adalah eksekutif, jelas sekali toiletnya airnya sangat melimpah. Saya sholat maghrib dan Isya’ jama’ qashar sambil duduk di kereta. Para penumpang baik di sebelah saya, ataupun di depan saya tidak ada yang sholat. Lanjut lagi pukul 20:00 wib. Tak ada yang sholat. Saya hanya mendapati satu gerbong mendengkur semua atau sebagian mainan handphone atau nonton tv yang kebetulan ada tv di dalam kereta itu. Setelah itu lanjut sampai subuh pukul 04:30 wib. Tak ada satupun yang sholat subuh. Bahkan saya ragu kalau mereka sudah sholat Isya’. Dan sampai di surabaya pukul 08:00 wib tidak ada satupun penumpang yang saya temui melaksanakan sholat maghrib, Isya’ dan subuh.Astaghfirullah.

Saudaraku yang saya cintai karena Allah, sesungguhnya telah banyak ayat-ayat dan hadits-hadits nabi yang menjelaskan betapa sholat itu penting dan merupakan rukun Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bin Khoththob radhiyallahu’anhum beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salambersabda: ‘Islam itu didirikan oleh lima hal, dua kalimat syahadat Laailaahaillallah dan Muhammad rasulullah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji, dan puasa di bulan Ramadhan’“. [HR. Bukhari]

Padahal rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dengan jelas memberikan keringanan bagi mereka yang sholat tidak dengan berdiri. Beliau bersabda, “Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka dengan duduk, apabila tidak mampu maka dengan berbaring” [HR. Bukhari dan kitab-kitab sunan lainnya]

Kemudian tatacaranya pun mudah. Apabila hendak sholat maka seseorang harus menghadap kiblat dulu baru kemudian apabila ia mampu maka ia harus menghadap kiblat kemanapun kendaraan itu berpindah arah. Namun apabila tidak mampu tidak mengapa. Allah berfirman yang artinya:

“Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (Qs.Al-Baqarah:144) 

Sungguh Allah itu tidak menghendaki kepada kita kesukaran, namun terkadang kita sendirilah yang selalu mempersulit diri. Banyak orang mengharap surga, saya yakin seluruh para penumpang yang ada di kereta tersebut mengharap surga. Tapi bagaimana mereka bisa berharap sedangkan sholat saja mereka lalai. Dan benar apa yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa yang artinya:

“Celakalah orang-orang yang sholat. (Yaitu) orang yang lalai sholatnya” [Q.S. Al Maa’uun: 4-5]

Padahal banyak sekali riwayat baik dari rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam yang mana beliau sholat di atas unta. Juga dari para shahabat yang mana mereka sholat berjama’ah di atas kapal bahkan ketika kapal itu berganti haluan mereka pun tetap menghadap kiblat. Juga dari riwayat-riwayat para ulama salafush sholih yang mana mereka tetap sholat di atas kendaraan sampai ditujuan. Lalu apa yang sebenarnya dicari oleh kita padahal Islam ini sudah memberikan kemudahan cara beribadahnya? Sholat itu kewajiban yang selayaknya tidak boleh ditinggalkan oleh pribadi seorang muslim.

Wallahua’alam bishawab.

One Response

  1. Trimaksih pak ilmunya ^^

Leave a comment