Kebiasaan-kebiasaan jelek seputar bulan Ramadhan

Bismillahirahmaanirrahiim,

Alhamdulillah. Asyhadu anlaailaahaillallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu laa nabiya ba’dahu. Allahumma sholi ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammad, kama sholaita ‘alaa aali ibrohim innaka hamidun majid. Allahumma Baarik ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammad, kama barakta ‘alaa aali ibrohim innaka hamidun majid. Amma Ba’du.

Ini adalah kebiasaan-kebiasaan jelek yang ada di sekitar bulan Ramadhan yang bisa saya kumpulkan.

1. Berziarah ke makam sanak famili atau kerabat menjelang bulan Ramadhan ataupun menjelang bulan Syawwal.

Berziarah tak ayal lagi adalah salah satu sunnah yang mulia. Namun mengkhususkannya ketika menjelang bulan Ramadhan ataupun menjelang bulan Syawwal, maka hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa salam dan para shahabat ridwanu ‘alaih.

2. Membaca keras-keras niat puasa setelah sholat tarawih berjama’ah secara serempak.

Hal ini biasanya dilakukan di masjid-masjid kampung di Indonesia. Hal ini sungguh tidak pernah ada contohnya di zaman nabi. Dan hal ini juga disepakati oleh para ulama tidak pernah dicontohkan di zaman nabi.

3. Adanya adat megengan.

Ini sebenarnya adat istiadat di tanah Jawa, yaitu acara megengan. Orang-orang membuat kue apem, atau jajanan pasar yang dibagikan ke tetangga. Hukum asalnya ini adalah mubah, namun apabila dianggap salah satu ritual wajib, apalagi sampai dikatakan tidak sah puasanya kalau tidak melakukan megengan, maka hal ini bid’ah.

4. Bermaafan ketika menjelang bulan Ramadhan

Hal ini sering kita jumpai, saya lebih sering lagi menjumpainya. Dulu memang saya pernah melakukannya karena ketidak tahuan, tapi sekarang saya berlepas diri dari orang-orang yang mengharuskan bermaafan menjelang bulan Ramadhan, karena rasululloh Shallallahu’alaihi wa salam dan para shahabatnya tidak pernah melakukannya.

5. Tidak mengikuti pemerintah dalam penetapan 1 Ramadhan maupun 1 Syawwal

Sebagian kaum muslimin di Indonesia punya perhitungan sendiri soal bulan Qomariyah. Contohnya thoriqot Naqshabandiyah. Mereka tidak melihat bulan, tapi menghitung sendiri dengan hitungan mereka. Dan yang agak modern lagi seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyyah. Mereka melakukan hisab dengan ilmu falak. Sunnahnya adalah dengan melihat hilal, bukan menghitungnya. Karena melihat itu tidak sama dengan menghitung. Syari’at melihat hilal adalah salah satu rukshoh yang diberikan oleh Allah, dan juga ada do’a melihat bulan, dan tidak ada do’a berdo’a setelah menghitung bulan.

Adapun penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawwal maka tetap dikembalikan lagi kepada umara’ atau penguasa di suatu negara. Dan setiap negara mengikuti umara’-nya. Untuk lebih jelasnya silakan baca tulisan Menetapkan Bulan di blog ini.

6. Sholat Fardhu berjama’ah di masjid hanya ketika bulan Ramadhan saja.

Ada sebagian kaum muslimin yang mereka sangat giat sholat fardhu hanya ketika bulan Ramadhan saja, namun selepas bulan Ramadhan, masjidnya sepi lagi. Hal ini jelas suatu kesalahan, yang benar adalah sholat berjama’ah di masjid bagi laki-laki adalah wajib.

7. Banyak berinfaq dan sedekah hanya di bulan Ramadhan saja.

Di bulan Ramadhan ini memang dimudahkan seseorang itu melakukan kebaikan, namun terkadang juga berlebihan. Mereka sangat bersemangat ketika berinfaq dan bersedekah di bulan Ramadhan, namun selepas bulan Ramadhan mereka tidak melakukannya lagi. Inilah kesalahan, seharusnya mereka tetap berinfaq dan bersedekah, sekalipun tidak di bulan Ramadhan.

8. Tayangan sinetron, tontonan, jualan dan berbagai macam media banyak yang “lebih religius”

Tidak jarang kita melihat orang-orang yang disebut sebagai selebritis itu, mereka tampak berjilbab, memakai baju koko dan songkok ketika di bulan Ramadhan saja. Namun selepas itu, mereka copot lagi. Dan ini juga banyak ditiru oleh kaum ABG (Anak Baru Gede) dan juga para 4l4y-ers. Ini adalah kejelekan. Kalau memang ingin berniat untuk baik, maka istiqomahlah! Kalau memang ndak niat, maka tampar diri sendiri dan perbaiki niat itu agar jadi baik, lalu beristiqomahlah!

9. Kotekan sahur

Kenapa kotekan sahur saya anggap kebiasaan yang jelek? Karena ganggu orang tidur. Bukankah membangunkan orang untuk sahur itu kebaikan? Siapa bilang? Ada dalilnya membangunkan orang sahur itu suatu kebaikan? Adakah nash shohihnya? Tidak ada. Dan ingat! Kita itu ibadah tidak mengganggu orang lain. Di samping kanan dan kiri rumah orang muslim ada rumah orang-orang non muslim. Apakah kita harus mengganggu tidur mereka? Mereka juga punya hak untuk istirahat.

Kotekan sahur bukan sunnah, dan karena mudharatnya lebih besar karena mengganggu orang lain, maka siapapun yang berniat melakukannya sebaiknya urungkan niat tersebut!

10. Berbuka dengan yang manis

Adakah sunnahnya berbuka dengan yang manis? Jawabnya tidak ada. Sunnahnya adalah berbuka dengan ruthob (kurma kering), bukan yang manis. Dan apabila kurma tersebut diqiyaskan dengan yang manis, maka tentunya lebih utama madu, karena madu lebih manis daripada kurma. Apabila menisbatkan berbuka dengan yang manis ini dengan sabda rasululloh Shallallahu’alaihi wa salam, maka orang tersebut harus memberikan dalil yang shohih terhadap masalah ini.

11. Berbanyak-banyakan raka’at pada sholat tarawih

Sholat tarawih tidak dibatasi jumlah raka’atnya, namun berbanyak-banyakan dengan pandangan seolah-olah banyak yang banyak itu yang paling baik adalah sebuah kesalahan. Rasululloh Shallallahu’alaihi wa salam tidak pernah sholat lebih dari 11 raka’at selama hidup beliau. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu’anha

“Tidaklah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam melebihkan (jumlah raka’at) pada bulan Ramadlan dan tidak pula pada selain bulan Ramadlan dari 11 raka’at” (HR. Al-Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 736).

Dan hendaknya kita tidak usah bangga dengan banyaknya raka’at atau ibadah yang kita lakukan tapi kita harus memperbaiki kwalitas ibadah yang kita lakukan!

12. Tadarus Al Qur’an dengan loud speaker di masjid.

Ini juga adalah salah satu ibadah yang mengganggu orang lain. Dan hendaknya tadarus Al Qur’an itu tidak dipakaikan loud speaker. Speaker besar di masjid itu gunanya hanya untuk memanggil orang untuk sholat berjama’ah di masjid, bukan untuk hal-hal semacam ini. Dan mudharatnya membaca Al Qur’an dengan speaker keras seperti ini lebih besar daripada membaca sendiri. Apalagi bacaannya terkadang makhrojnya tidak benar dan tidak dibaca dengan tartil.

13. Main petasan.

Main petasan sama saja dengan membakar uang. Tidak ada faedah dan manfaatnya. Bahkan mengganggu manusia, baik itu Islam maupun non muslim. Jadi hendaknya para orang tua mengawasi anak-anaknya dan melarang mereka bermain petasan, apalagi mereka menyalakan petasan dekat dengan masjid ketika sholat tarawih. Hal ini bisa mengganggu ibadah orang yang sholat tarawih tersebut.

14. Berbuka dengan berbuat maksiat

Berbuka adalah salah satu ibadah setelah seharian kita menahan lapar dan haus. Namun bukan berarti ketika berbuka kita melampiaskannya dengan berbuat maksiat, seperti contohnya berbuka dengan minum bir, atau berbuka dengan melihat hal-hal yang diharamkan dan sebagainya. Puasa itu bukan berarti sekedar menahan lapar dan haus dan juga hubungan suami istri. Puasa menahan apa yang diharamkan dan juga yang dihalalkan oleh kita. Di luar bulan Ramadhan saja yang diharamkan apabila kita melanggarnya dapat dosa, maka di bulan Ramadhan dosanya jauh lebih berat.

15. Banyak makan ketika berbuka

Hendaknya seseorang ketika berbuka tidak balas dendam, yaitu dengan cara memperbanyak makan. Hal ini akan mengakibatkan ia malas beribadah padahal malam hari di bulan Ramadhan itu adalah kesempatan ia untuk banyak beribadah dengan membaca Al Qur’an dan sholat tarawih. Dengan memperbanyak makan ketika berbuka akan membuat mata mengantuk dan akhirnya lewatlah malam tersebut.

16. Tidur di siang hari di bulan Ramadhan

Tidur itu dinilai ibadah di bulan Ramadhan, lalu kenapa disebut jelek? Manusia tidak banyak memahami maksud dari “Tidur juga dinilai ibadah di bulan Ramadhan”. Maksudnya adalah tidur itu untuk menghindari hal-hal yang melalaikan kita dari beribadah di bulan Ramadhan, sehingga apabila dengan kita terjaga malah berbuat sesuatu yang aniaya, ghibah dan juga sesuatu yang bisa membatalkan puasa, maka tidur adalah salah satu solusi untuk itu semua. Sehingga tidurnya untuk menjaga puasanya inilah yang dinilai ibadah di bulan Ramadhan. Bukan dari setelah subuh sampai dzuhur tidur, lalu dzuhur sampai ashar tidur, ashar sampai maghrib tidur dan maghrib ketika berbuka baru bangun. Ini malah tidak bisa disebut sebagai ibadah.Wallahu a’lam inilah yang saya fahami.

17. Tidak menggosok gigi karena takut batal puasanya.

Menggosok gigi ketika berpuasa itu sunnah. Menggosok gigi bukanlah salah satu pembatal puasa. Dan tidak pernah ada satupun dalil yang mengatakan menggosok gigi membatalkan puasa. Bagaimana dengan merasa pasta giginya? Apabila pasta gigi itu tidak masuk ke tenggorokan, maka puasanya tidak batal. Dan banyak hal-hal yang tidak bisa dihindari ketika berpuasaseperti mencicipi masakan, memamahkan makanan untuk bayi, ini juga tidak membatalkan puasa, asalkan tidak masuk ke tenggorokan.

18. Menghindari pengobatan, menghindari suntikan

Pengobatan luka karena memar, atau suntik. Tidak membatalkan puasa. Hal ini termasuk hal-hal yang tak bisa dihindari ketika puasa.

19. Makan dan minum di siang hari di bulan Ramadhan dengan diketahui manusia sekalipun ia seorang  musafir ataupun yang berhalangan puasa.

Contoh dari permasalahan ini adalah seseorang menjadi musafir dan ia mengambil rukshoh yang ada pada diri musafir yaitu berbuka. Namun ia melakukannya di siang hari dan diketahui oleh banyak orang. Hal ini tidak diperbolehkan, sekalipun ia musafir atau orang yang berhalangan berpuasa. Kenapa? Pertama ia bermaksiat kepada manusia, karena manusia pada umumnya berpuasa pada bulan tersebut, yang kedua ia mengganggu orang yang berpuasa dengan memperlihatkan dirinya sendiri makan di hadapan manusia, yang ketiga bisa merusak pahala orang yang berpuasa dan hal itu karena dirinya. Maka sebaiknya, makan dan minumnya tidak diperlihatkan kepada manusia.

20. Menghentikan aktivitas dalam menuntut ilmu syar’i di bulan Ramadhan

Ada juga sebuah kebiasaan di kalangan tholibul ‘ilmi yaitu tidak mengikuti kajian lagi ketika berpuasa di bulan Ramadhan. Ini kesalahan besar. Tidak ada yang namanya libur dalam menuntut ilmu syar’i, walaupun di bulan Ramadhan.

21. Membayar zakat fitrah saja dan melupakan zakat mal

Zakat adalah hal yang menjadi rukun Islam. Dan hendaknya diperhatikan dengan betul-betul. Zakat fitrah adalah zakat berupa makanan pokok yang dikeluarkan di bulan Ramadhan. Dan ini wajib bagi setiap muslim, baik yang budak maupun merdeka, baik yang masih bayi ataupun sudah dewasa. Dan zakat mal adalah harta yang dikeluarkan apabila sudah masuk nishob. Kebanyakan manusia lalai akan zakat mal ini, padahal Allah dengan tegas mengancam orang yang tidak membayar zakat akan disiksa dengan dilebur seluruh hartanya tersebut, lalu disetrikakan di punggungnya.

22. Takbiran di malam Iedul Fitri dengan loud speaker semalam suntuk hingga sholat Ied.

Salah satu kejelekan yang dilakukan manusia ketika menjelang bulan Syawwal adalah ini. Terlebih lagi ketika malam Iedul Fitri. Masjid-masjid akan takbiran semalam suntuk sampai sholat Iedul Fitri digelar. Hal ini seperti yang telah dikemukakan di muka, mengganggu orang lain, waktunya istirahat malah diganggu dengan suara takbir, sedangkan ibadah haram hukumnya apabila sampai mengganggu orang lain.

23. Imsak sebagai batas sahur

Salah satu kejelekan yang ada sampai sekarang adalah umat muslim umumnya menahan diri dari makan dan minum ketika imsak. Padahal menahan diri dari makan dan minum adalah ketika terdengar adzan subuh bukan imsak.

24. Mengakhirkan berbuka, dan mendahulukan selesai sahur.

Ini juga kejelekan yang ada pada masyarakat muslim. Mereka tidak berbuka sampai langit benar-benar gelap dan muncul bintang, dan mereka menahan diri ketika sahur sebelum masuk subuh. Padahal ada sebuah hadits

“Tiga (perkara) termasuk akhlaq kenabian (yaitu) : menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat” (HR. Thabarani dalam Al-Kabiir sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Haitsami dalamMajma’uz-Zawaaid 2/105, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihu Al-Jami’ish-Shaghiir 1/583 no. 3038).

25. Malas beraktivitas karena berpuasa

Sebagian orang malas beraktivitas ketika berpuasa di bulan Ramadhan. Ini adalah kejelekan pula. Puasa bukanlah halangan seseorang untuk melakukan aktivitas mereka. Dan hendaknya hal ini tidak dilakukan.

Inilah hal-hal yang bisa saya utarakan, tentang kejelekan-kejelekan yang ada di seputar bulan Ramadhan. Semoga bisa menjadikan renungan bagi kita semua. Selamat datang bulan Ramadhan, bulan yang mulia, bulan yang penuh rahmat, semoga kita termasuk hamba-hamba yang mendapatkan kebaikan di bulan ini dan amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa ta ‘alaa.

Wallahu a’lam bishawab.

Risalah Syahri Ramadhan

Oleh
Kholid bin Abdullah Al-Hamudiy

Saudaraku muslim dan muslimah…
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Kami sampaikan risalah ini kepada Anda dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Kami sampaikan risalah ini dari lerung hati kami yang paling dalam, disertai luapan cinta kami kepada Anda karena Allah. Kita mohon kepada Allah yang Maha Perkasa agar Dia mempertemukan kami dan Anda kelak di Surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan dan rahmat.

Saudaraku muslim dan muslimah…
Sehubungan dengan akan datangnya bulan Ramadhan, kami sampaikan sebuah nasihat sebagai sebuah hadiah yang berharga. Kami tidaklah membuat sesuatu yang baru dalam nasihat ini, melainkan sebagai suatu pengingatan yang insya Allah akan bermanfaat untuk orang-orang yang beriman. Kami harap, semoga Anda berkenan menerimanya dengan lapang dada dan mendoakan kita semua agar senantiasa dijaga, dibimbing oleh Allah Yang Maha Kuasa di jalan yang diridhoi-Nya.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan bulan Ramadhan dari bulan-bulan yang lainnya. Diantara kekhususan dan keutamaan Ramadhan antara lain:

[1]. Bau mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah, daripada minyak wangi kesturi.
[2]. Para malaikat senantiasa mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa sampai ia berbuka puasa.
[3]. Dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka.
[4]. Terdapat Lailatul Qodar, yaitu suatu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan
[5]. Terdapat ampunan bagi orang yang berpuasa
[6]. Diikatnya syaithan

Saudaraku muslim dan muslimah…
Bagaimanakah kita menyambut bulan Ramadhan yang penuh dengan kekhususan dan keutamaan ini? Apakah disambut dengan perbuatan yang sia-sia? Begadang semalaman? Berfoya-foya? Naudzu billahi min dzalika.

Sesungguhnya hamba yang sholih akan menyambut kehadiran bulan Ramadhan ini dengan taubat yang murni kepada Allah, meminta ampunan kepada Allah dan bertekad kuat dan jujur, serta berupaya meningkatkan amal sholih dengan tetap mengharap pertolongan Allah agar Dia memudahkan kita untuk beribadah kepada-Nya.

Saudaraku muslim dan muslimah…
Berikut ini adalah beberapa amal sholih yang wajib dikerjakan atau sangat dianjurkan dilakukan:

[1]. BERPUASA
Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

”Artinya : Setiap amal manusia adalah untuk dirinya, satu perbuatan baik akan dibalas dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Orang yang berpuasa meninggalkan nafsu syahwatnya, makanannya, minumannya untuk Aku. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagian, yaitu kebahagian saat berbuka puasa dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak wangi kesturi.”

Rasululloh Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.

”Artinya : Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya di masa lalu.” [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]

Saudaraku muslim dan muslimah…
Tidak diragukan lagi bahwa balasan yang sangat agung tersebut tidaklah diberikan kepada orang yang sekedar meninggalkan makanan atau minuman saja! Akan tetapi hanya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :

”Artinya : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan keji serta amal perbuatan keji, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan puasanya yang sekedar meninggalkan makanan dan minuman” [Hadits Riwayat Imam Bukhori]

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda.

”Artinya : Puasa itu perisai, maka apabila seseorang berpuasa, hendaklah dia tidak berbuat rofats (perbuatan yang menjurus kepada hubungan seksual), tidak berbuat kefasikan, tidak berbuat suatu kebodohan. Apabila seseorang mencaci makinya, hendaklah dia mengatakan: Saya sedang berpuasa!” [Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]

Saudaraku muslim dan muslimah…
Bila Anda berpuasa, maka hendaknya puasa pula pendengaran, penglihatan dan lisan Anda, serta berpuasalah seluruh anggota tubuh Anda! Janganlah keadaan Anda saat berpuasa sama dengan keadaan Anda ketika tidak berpuasa!

[2]. QIYAMU RAMADHAN YAITU SHALAT TARAWIH
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

”Artinya : Barang siapa yang mendirikan Qiyamu Ramadhan dengan penuh keimanan dan berharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [ Hadits Riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim]

Ada sebuah peringatan penting, yaitu hendaknya kita menyempurnakan shalat tarawih berjama’ah di masjid bersama imam shalat, agar kita dicatat sebagai orang-orang yang mendirikan qiyamu Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam :

”Artinya : Barang siapa yang mendirikan qiyamu Ramadhan bersama Imamnya sampai selesai, maka dicatat baginya pahala Qiyamu Ramadhan semalam penuh’ [ Hadits Riwayat Ahlus Sunan]
Continue reading